jenis mobil yang aman jika timing belt putus
TIMINGBELT PUTUS / TUKAR TIMING CHAIN?? Tahukah anda padah jika timming belt putus? Ini adalah componen crititcal dalam kereta yang biasa ditukar setiap 80,000 atau 100,000 km. Jika kereta
Jikatiming belt putus atau terjerat di dalam mesin, itu dapat menyebabkan kerusakan serius pada mesin dan biaya perbaikan yang signifikan. Memilih Timing Belt Terbaik untuk Toyota Innova Diesel Anda Ketika datang ke penggantian timing belt untuk Innova Diesel, Anda harus memastikan untuk memilih timing belt berkualitas tinggi yang sesuai untuk
Terdapatjenis jenis belt yang dapat ditemukan pada mesin kendaraan diantaranya yaitu: 1. Flat belt (belt datar) Macam macam belt yang pertama yaitu flat belt. Flat belt adalah belt dengan penampang persegi (datar) dan sering dipakai pada pabrik atau bengkel, di mana daya yang ditransmisikan memiliki ukuran sedang dari pulley yang satu ke
cara mengaktifkan wifi di laptop dengan keyboard. [latexpage] – Mengabaikan timing belt Anda dapat mendatangkan masalah dengan biaya perbaikan yang lebih tinggi. Timing belt tidak mudah atau sering putus. Tetapi ketika timing belt putus, maka dapat menyebabkan kerusakan piston, kepala silinder retak/pecah, dan kerusakan katup mesin. Mungkin sebagian Anda akan bertanya, Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Kita akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut berikut ini. Baca juga Cara Mengganti Oli dan Filter Oli Mitsubishi Outlander Timing belt putus dapat mengakibatkan katup bengkok. Sumber Revolution Vehicles Mungkin, ketika Anda memikirkan mesin Anda, Anda membayangkan katup dan piston, tetapi Anda tidak berpikir banyak tentang apa yang membuat mereka bekerja dengan baik. Mari nyatakan dengan jelas. Tidak ada yang lebih penting daripada timing belt mobil Anda. Timing belt menggerakkan secara bersamaan camshaft, yang membuat katup tersinkronisasi, dan poros engkol, yang mengontrol piston. Timing belt Anda memberitahu piston kapan harus naik dan turun, dan katup kapan harus membuka dan menutup. Bagaimana cara mengetahui gejala timing belt putus atau rusak Timing belts tidak sering memberi Anda banyak peringatan ketika beroperasi. Timing belt bisa jadi bunyi berdecit atau berkicau lainnya. Atau timing belt mungkin tiba-tiba putus tanpa basa basi lagi. Lebih sering, meskipun, kerusakan karena pemakaian pada timing belt. Anda dapat melakukan pemeriksaan visual untuk menghindarinya. Lihat apakah ada retak, tampak serat dalamnya, gigi timing belt yang hilang atau kontaminasi oli akibat bocor seal oli depan. Atau Anda dapat meminta mekanik bengkel memeriksa timing belt untuk Anda. Kebanyakan produsen kendaraan juga menganjurkan agar Anda mengganti timing belt sebagai bagian dari pemeliharaan rutin Anda. Yakni menggantinya setiap mil. Beberapa timing belt yang bagus dapat bertahan hingga mil. Jika Anda ragu, periksa manual book mobil Anda, km atau jarak untuk penggantian timing belt ada di sana. Atau paling gampang adalah dengan menannyakan ke dealer atau mekanik Anda. Interferensi vs mesin non-interferensi Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh timing belt putus atau sekedar rusak dapat bergantung pada jenis mesin yang Anda miliki di mobil Anda. Sebuah mesin non-interferensi memberikan jarak antara katup dan piston. Jenis mesin semacam ini jika sabuk timing rusak, Anda mungkin akan mendapati katup bengkok. Dan Anda mungkin harus mendapati kepala silinder mesin yang terpaksa harus diperbaiki, tetapi mesin tidak mungkin hancur. Dengan mesin interferensi, meskipun dan sekitar 70% dari kendaraan di jalan saat ini memiliki jenis mesin ini, piston dan katup bergerak di dalam silinder – tidak pada saat yang sama. Piston dan katup “memiliki” silinder pada waktu yang berbeda. Namun demikian, inilah – jangka waktu antara “kepemilikan” bisa kurang dari satu detik. Jika waktunya tidak aktif, kurang dari satu detik, tidak ada yang menghentikan piston dan silinder dari bertabrakan. Ini melontarkan connecting rod, dan dapat membuat lubang di blok mesin. Akhirnya, mesin hanya retak setengah, dan tidak ada cara untuk memperbaikinya. Dengan keadaan semacam ini maka Anda dapat dipastikan harus mengganti blok silinder. Sekarang Anda tahu konsekuensi bencana mengabaikan hingga timing belt putus atau sekedar rusak. Katup mesin dan kerusakan piston, katup bengkok, kepala silinder yang perlu dibangun kembali atau diganti, dan bahkan mungkin kehancuran mesin total akibat blok silinder jebol. Jika Anda tidak ingin melihat bertambahnya tanda rupiah pada faktur perbaikan mobil bertambah, periksa timing belt Anda secara teratur, dan suruh mekanik Anda untuk menggantinya sesuai jadwal. Jangan sampai ini terjadi ya![]
- Awas, walau timing belt baru ganti bisa tiba-tiba putus dijalan lho. Ini dia beberapa hal penyebabnya yang wajib diketahui. Buat pemilik mobil yang sistem penggerak katupnya masih menggunakan timing belt, coba ingat-ingat kapan terakhir Anda ganti timing beltnya. Sebab komponen ini seiring pemakaian bisa putus tiba-tiba saat mobil digunakan. Kalau sampai putus, bahaya mesin jebol bisa mengintai, yakni piston bisa bertabrakan dengan klep. Ngeriii.. Baca Juga Cara Bikin Awet Timing Belt di Mobil Bekas, Perhatikan Hal Ini Nah, baru-baru ini salah satu pengguna Daihatsu Xenia Li melakukan emergency call kepada bengkel Masmun Sukses Motor MSM. “Mobilnya mogok di jalan, saat dicek ternyata timing beltnya putus. Untung klepnya aman, tidak bengkok.” Timing belt Daihatsu Xenia Li putus “Karena di piston ada coakan pas posisi klep. Sama kayak Suzuki Carry dan APV,” bilang Sumarno, punggawa MSM. Padahal menurut sang pemilik Xenia Li, timing beltnya baru diganti setahun lalu. Baca Juga Tips Mudah Mendeteksi Kerusakan di Timing Belt Atau di Timing Chain
Timming Belt pada mesin mobil Untuk dapat menggerakan Crankshaft dengan Camshaft secara selaras di mesin mobil, maka dibutuhkan alat penghubung yang biasa disebut Timming Belt atau Timming Chain. Sebelum adanya Timming Belt, mesin mobil bensin dengan kombusi karburator, maupun injeksi serta diesel, menggunakan Timming Chain untuk mendapatkan pola waktu siklus 4 langkah, yakni langkah hisap, langkah kompresi, langkah tenaga dan langkah buang yang sejalan. Baik Timming Belt maupun Timming Chain bertugas menyesuaikan waktu pergerakan antara piston, intake valve dan exhaust valve guna didapat proses pembakaran yang sempurna pada mesin. Sistem kerja Timming Belt Mobil dengan Timming Belt ini sempat populer di era 90-an hingga 2000-an. Namun pada akhirnya, seiring dengan berkembangnya teknologi, mesin mobil kembali menggunakan Timming Chain untuk menggerakan Crankshaft dengan Camshaft. Beberapa produsen otomotif ternama menyebutkan bahwa penggunaan Timming Chain lebih mudah dalam hal perawatan dan memiliki umur yang panjang panjang. Alasan tersebut yang membuat banyak produsen kendaraan bermotor kembali menggunakan Timming Chain dan melupakan Timming Belt. Sebagai contoh mobil sekarang ini yang menggunakan Timming Chain adalah Toyota Avanza, Toyota Rush, Toyota Kijang Innova bensin, Suzuki Ertiga, Mitsubishi Xpander, Honda Brio, dan masih banyak lagi. Alasan Mengapa Timming Chain Kembali Diminati Produsen Kendaraan Roda Empat Timming Chain pada mesin mobil Bicara soal Timming Chain, alat penghubung antara Crankshaft dengan Camshaft ini menggunakan material dasar besi dan baja. Bentuknya seperti rantai pada sepeda motor namun memiliki dimensi yang lebih kecil. Penggunaan Timming Chain pada mesin mobil ini sempat digantikan oleh Timming Belt dan kemudian digunakan kembali pada mobil sekarang ini. Berikut kelebihan penggunaan Timming Chain. Sangat awet dan kuat. Mobil akan mampu bertahan lama karena rantai jelas menggunakan bahan logam sehingga tidak akan mudah putus. Tidak perlu rutin mengganti Timing Chain karena komponen ini bisa dipakai hingga ratusan ribu kilometer. Namun begitu, pemilik harus memperhatikan betul waktu pergantian oli. Mengingat, Timming Chain ini memerlukan pelumas oli agar rantainya tidak mudah aus dan putus. Lebih minim risiko loss power jika dibandingkan dengan Timing Belt yang berbahan dasar karet sehingga kekuatannya pun menjadi tak seberapa. Tidak membutuhkan perawatan berkala ke bengkel, kecuali memang ada suatu kondisi tertentu yang menyebabkan kerusakan atau penurunan performa. Akurasi fungsi Timing Chain dalam mengekspos waktu katup. Alasan mengapa Timming Belt Tak Lagi Ada di Mobil Baru Timming Belt putus Bicara mengapa Timming Belt yang mulai ditinggalkan oleh beberapa produsen tenama, sebenarnya terdapat beberapa faktor. Hal tersebut diantaranya Tidak seperti Timming Chain, Timming Belt memiliki masa pakai yang harus selalu diperhatikan. Pada umumnya, mobil yang masih menggunakan Timming Chain ini harus lebih didispilin dalam melakukan perggantian setiap km – km. Jika lupa melakukan pergantian, gejala yang umumnya terjadi adalah Timming Belt putus ketika mobil sedang digunakan. Bila itu terjadi, mesin mobil biasanya akan mati seketika akibat piston yang bertabrakan dengan klep. Timming Belt akan mudah rusak bila terkena oli, bensin, dan semacam cairan lainnya karena berbahan dasar karet. Perawatan lebih mahal karena harus sering rajin menggantinya. Setiap menggantinya paling tidak dibutuhkan biaya – Kesimpulan Secara kerja, Timming Chain maupun Timming Belt memiliki fungsi yang sama yakni, bertugas menyesuaikan waktu pergerakan antara piston, intake valve dan exhaust valve guna didapat proses pembakaran yang sempurna pada mesin. Namun, Timming Chain untuk beberapa tahun terakhir kembali digunakan kembali pada mobil sekarang ini karena dianggap lebih simpel, kuat, dan mudah dalam perawatan. Akan tetapi kalian harus waspada apabila ditemui kerusakan pada Timing Chain pada mesin mobil. Sebab, ketika komponen tersebut rusak, maka ada beberapa bagian kendaraan yang bakal rusak parah. Sama seperti Timming Belt putus, bagian pergerakan naik turunnya klep yang menjadi tidak sinkron akibat rusaknya Timming Chain. Klep masuk valve in bisa saja bertabrakan dengan klep keluar exhaust valve. Rusaknya atau putusnya Timming Chain juga bisa mengakibatkan komponen tersebut masuk ke bagian gir antara crankshaft dan balancer, gearbox, ataupun bagian lain. Akibatnya, komponen yang berbenturan bisa rusak karena masing-masing terbuat dari bahan baja atau besi. Namun begitu, tampaknya kejadian tersebut jarang sekali terjadi. Mengingat terdapat tensioner yang berfungsi menjaga ketegangan rantai keteng agar rantai keteng tetap stabil.
Pergerakan antara piston, intake valve dan exhaust valve dalam mesin perlu selaras dan butuh penghubung supaya sinkron. Untuk penghubung antara camshaft dengan crankshaft, mobil baru sekarang ini kembali memakai timing chain. Sebenarnya, teknologi timing chain ini adalah teknologi lawas dan sempat digantikan oleh timing belt. Timing belt sempat jadi primadona di mesin SOHC dan DOHC karena bisa memiliki RPM lebih tinggi tanpa harus khawatir ada gagal momentum dari rantai. Karena berbahan karet maka suaranya bisa lebih senyap, tidak kemricik seperti timing chain bila sudah kendur. Mobil dengan timing belt ini sempat populer di era 90-an hingga 2000-an. Timing belt terkesan lebih nyaman buat berkendara bukan? Namun ternyata kenyamanan ini harus dibayar lebih 'mahal' sehingga timing belt terpaksa ditinggalkan. Timing Belt Rentan Putus, Risiko Tabrakan Klep dan Piston Lebih Besar Karena bahannya dari karet maka lebih cepat aus dan waktu penggantiannya juga cukup singkat. Seiring penggunaan, komponen ini akan mengalami penurunan kualitas seperti berkurangnya elastisitas karena selalu berada pada suhu yang tinggi dan mulai aus akibat gesekan. Gejala awal yang bakal dirasakan ialah kendur dan getas. Namanya bahan karet, pasti lama kelamaan akan melar. Walaupun ada lift tensioner namun kekuatan karet ini ada batasnya sehingga bisa putus. Nah, jika sudah tidak elastis, risiko timing belt putus akan semakin besar. Bila sudah begini, klep dan piston bisa bertabrakan karena putaran yang tidak singkron setelah timing belt putus. Kalau timing belt putus, pergerakan naik turunnya klep yang menjadi tidak sinkron. Klep masuk valve in bisa saja bertabrakan dengan klep keluar exhaust valve. Timing Chain, Teknologi Lawas yang Selalu Jadi Andalan Fungsi timing chain yang adalah menghubungkan putaran pada poros crankshaft roda gila/bandul dan poros camshaft noken as. Gerakan berputarnya piston dan klep ini harus sinkron, supaya minim risiko terjadinya tumbukan antara klep dengan piston. Tujuannya untuk menciptakan sinkronisasi antara naik turunnya piston dengan naik turunnya klep intake dan exhaust. Ketika piston bergerak ke bawah, maka klep mobil akan terbuka. Sebaliknya, ketika piston naik, maka klep akan tertutup. Timing chain ini bekerja sebagai satu kesatuan dengan bagian lain antara lain seperti berikut Timing gear yang terletak di poros crankshaft. Timing chain alias rantai keteng yang menghubungkan timing gear dan cam gear. Camshaft gear yang digerakkan oleh timing gear dengan rantai keteng sebagai perantara. Poros camshaft terhubung dengan cam gear sehingga gerakan putarannya sama. Lifter sebagai pendorong tensioner agar rantai keteng tetap tegang meskipun mengalami sedikit kendur. Teknologi timing chain ini relatif sederhana dan durable sehingga digunakan juga pada roda dua. Keunggulan Timing Chain, Membuat Timing Belt Terlupakan Fungsi timing chain sebagai komponen yang menyelaraskan pergerakan piston dan klep terbukti lebih unggul daripada timing belt. Berikut ini alasan mengapa pabrikan mobil kembali pakai timing chain Rantai terbukti sangat awet dan kuat. Mesin akan mampu bertahan lama karena timing chain menggunakan bahan logam sehingga tidak akan mudah putus. Tidak perlu rutin mengganti timing chain, karena komponen ini bisa dipakai hingga ratusan ribu kilometer. Selama tingkat kekendurannya dalam batas toleransi tensioner, maka kinerjanya terus terjaga secara optimal. Karena memakai bahan logam, timing chain terbukti kuat dalam penggunaan sehari-hari. Pengemudi tidak perlu khawatir kalau timing chain putus seperti timing belt, sehingga mobil jadi selalu siap digunakan dan minik perawatan. Tidak membutuhkan perawatan berkala ke bengkel, kecuali memang ada suatu kondisi tertentu yang menyebabkan kerusakan atau penurunan performa. Kelebihan timing chain ini adalah mampu dipasang pada mesin yang mempunyai karakter powerful dan mid-high RPM. Material logam lebih minim risiko loss power jika dibandingkan dengan timing belt yang berbahan dasar karet, karena kekuatannya yang tak seberapa. Karena berbahan logam maka akurasinya lebih baik dalam memutar noken as untuk buka tutup katup. Risiko kendur ini bisa ditanggulangi oleh lift tensioner. Jadi, tidak selamanya teknologi baru seperti timing belt selalu hebat kan?
jenis mobil yang aman jika timing belt putus